04
Nov
I Tale You
Part. Last
Wah, memang hebat Hana dalam bercerita. Aku yang sudah tau
bahwa itu adalah omong kosongnya saja, masih kepikiran sampai malam ini. Tapi
tidak mungkin kan kalo malam ini aku benar2 harus melakukan apa yang dia
katakan. Pergi keluar kamar saja aku takut, apalagi keluar rumah. Bagaimana
jika ada penjahat datang saat aku berada diluar rumah? Dan tanpa terasa akupun
lelap tertidur.
“Saa... Saa.. Lisaa.. Lisa..”
samar2 aku mendengar seseorang memanggil namaku, aku pikir ini hanya mimpi buruk saja. Sampai aku sadar bahwa aku sudah terbangun saat ini, aku mendengar seseorang bergumam dan sesekali menyebut namaku. Aku tidak berani bergerak, aku hanya membuka kecil mataku untuk memastikan bahwa aku hanya salah dengar. Samar2 aku melihat sesosok bayangan dipojok kamarku. Dia berdiri disana. Aku tidak bisa melihatnya jelas karna aku hanya membuka mata sedikit. Aku benar2 takut setengah mati saat ini.
samar2 aku mendengar seseorang memanggil namaku, aku pikir ini hanya mimpi buruk saja. Sampai aku sadar bahwa aku sudah terbangun saat ini, aku mendengar seseorang bergumam dan sesekali menyebut namaku. Aku tidak berani bergerak, aku hanya membuka kecil mataku untuk memastikan bahwa aku hanya salah dengar. Samar2 aku melihat sesosok bayangan dipojok kamarku. Dia berdiri disana. Aku tidak bisa melihatnya jelas karna aku hanya membuka mata sedikit. Aku benar2 takut setengah mati saat ini.
Dia terus2an bergumam hingga aku bisa mengerti apa yang dia
katakan
“kenapa tidak kau lakukan.. aku sudah bilang padamu”
apa? Tidak mungkin. Mendengarnya aku berani membuka mata dan bangun,
“Hana, apa yang kau lakukan dikamarku? Bagaimana kau bisa masuk?” tanyaku kesal.
Aku benar2 marah karena dia sudah membuatku takut. Tapi lagi2 Hana hanya bergumam tidak jelas mendengar pertanyaanku.
“kenapa tidak kau lakukan.. aku sudah bilang padamu”
apa? Tidak mungkin. Mendengarnya aku berani membuka mata dan bangun,
“Hana, apa yang kau lakukan dikamarku? Bagaimana kau bisa masuk?” tanyaku kesal.
Aku benar2 marah karena dia sudah membuatku takut. Tapi lagi2 Hana hanya bergumam tidak jelas mendengar pertanyaanku.
Karna dia berdiri dipojok kamarku yang gelap, maka dengan
cepat aku menyalakan lampu tidur agar aku bisa melihat wajahnya. Saat aku
menoleh kembali kearahnya, seorang perempuan setengah baya melayangkan kapak
yang ia pegang kearahku. Yang aku rasakan hanya kesakitan, semua bagian dari
tubuhku terasa terbakar, aku bahkan tak sanggup berteriak karna genangan
berwarna merah yang membanjiri tubuhku. Sekilas aku melihat Hana berdiri
dipojok kamarku, Ia tampak bergumam sambil menatapku lirih.
Jadi, Kau tau apa yang harus dilakukan malam ini bukan? Atau,
sesuatu yang buruk akan datang menghampirimu.