I Tale You  

Posted by adistyawd

Part. Last

Wah, memang hebat Hana dalam bercerita. Aku yang sudah tau bahwa itu adalah omong kosongnya saja, masih kepikiran sampai malam ini. Tapi tidak mungkin kan kalo malam ini aku benar2 harus melakukan apa yang dia katakan. Pergi keluar kamar saja aku takut, apalagi keluar rumah. Bagaimana jika ada penjahat datang saat aku berada diluar rumah? Dan tanpa terasa akupun lelap tertidur.
“Saa... Saa.. Lisaa.. Lisa..”
samar2 aku mendengar seseorang memanggil namaku, aku pikir ini hanya mimpi buruk saja. Sampai aku sadar bahwa aku sudah terbangun saat ini, aku mendengar seseorang bergumam dan sesekali menyebut namaku. Aku tidak berani bergerak, aku hanya membuka kecil mataku untuk memastikan bahwa aku hanya salah dengar. Samar2 aku melihat sesosok bayangan dipojok kamarku. Dia berdiri disana. Aku tidak bisa melihatnya jelas karna aku hanya membuka mata sedikit. Aku benar2 takut setengah mati saat ini.
Dia terus2an bergumam hingga aku bisa mengerti apa yang dia katakan
“kenapa tidak kau lakukan.. aku sudah bilang padamu”
apa? Tidak mungkin. Mendengarnya aku berani membuka mata dan bangun,
“Hana, apa yang kau lakukan dikamarku? Bagaimana kau bisa masuk?” tanyaku kesal.
Aku benar2 marah karena dia sudah membuatku takut. Tapi lagi2 Hana hanya bergumam tidak jelas mendengar pertanyaanku.
Karna dia berdiri dipojok kamarku yang gelap, maka dengan cepat aku menyalakan lampu tidur agar aku bisa melihat wajahnya. Saat aku menoleh kembali kearahnya, seorang perempuan setengah baya melayangkan kapak yang ia pegang kearahku. Yang aku rasakan hanya kesakitan, semua bagian dari tubuhku terasa terbakar, aku bahkan tak sanggup berteriak karna genangan berwarna merah yang membanjiri tubuhku. Sekilas aku melihat Hana berdiri dipojok kamarku, Ia tampak bergumam sambil menatapku lirih.

Jadi, Kau tau apa yang harus dilakukan malam ini bukan? Atau, sesuatu yang buruk akan datang menghampirimu.

I Tale You  

Posted by adistyawd

 Part.1

               “Biar aku beritahu, setelah mendengarnya kau diharuskan melongok kedalam sumur tengah malam nanti. Jika tidak sesuatu yang buruk akan datang menghampirimu” malas2an aku menjawab
“bodoh, dirumahku tidak ada sumur”
“aah begitu ya, jika begitu sebagai gantinya nanti malam kau harus pergi keluar rumah dan berdiam diri selama 5 detik”
dasar ada2 saja. Aku hanya mengangguk malas mengiyakan. Aku sangat tau sifat sahabatku ini, dia selalu membuat cerita2 seram dan menyebarkannya keorang2. Jika kau tidak mengenal Hana, maka kau akan percaya begitu saja ceritanya. Tapi dia akan marah jika aku tidak mau mendengarkan ceritanya itu.
“namanya Bunga. Dia adalah seorang..”
“tunggu, kenapa namanya harus bunga? Seperti korban pemerkosaan saja, lain kali ambil nama yg bagus sedikit dong”
Hana gemas karna aku memotong ceritanya, “diam dulu kenapa! Kalo memang namanya Bunga bagaimana dong?”
“oke2 maaf, silahkan lanjutkan”
“dia seorang pelajar SMA yang kesehariannya selalu dibully teman2 sekelasnya. Bukan tanpa alasan kenapa dia diperlakukan seperti itu, karna Bunga adalah perempuan yang tidak pernah bericara pada siapapun. Bahkan jika guru bertanya padanya.”
“mungkin saja dia bisu”
“tidak, dia tidak bisu. Dia kerap kali bergumam sendirian. Bahkan saat pelajaran dikelas. Semua orang dikelasnya, ah bahkan disekolahnya merasa aneh dan sebagian merasa takut padanya. Bahkan gurunya sampai mengundang orangtuanya untuk datang kesekolah untuk menanyakan bagaimana sikap Bunga dirumahnya. Karna ayahnya sudah meninggal, jadi yang datang adalah ibu dari Bunga. Tapi bukannya mendapat jawaban, ibu Bunga malah marah2 tidak jelas saat guru menanyakan sikap anaknya.
Khawatir bahwa Bunga korban kekerasan oleh ibunya, Bunga dipertemukan dengan seorang guru konseling disekolah tersebut. Tapi yah, guru konseling tersebut tidak mendapat jawaban apa2 karna Bunga tidak berkata sepatahpun saat ia bertanya padanya.
Lalu pada suatu saat, ada seorang anak perempuan yang tanpa sengaja tersenggol oleh Bunga saat dikoridor sekolah. Bukannya meminta maaf, Bunga terus saja berjalan tanpa berkata apapun. Ternyata anak perempuan itu adalah bagian dari (sebut saja geng X) sekelompok anak nakal disekolah tersebut. Maka saat jam pulang, Bunga dihadang dan dibully habis2an dikelasnya. Semua anak yang melihatnya tidak peduli dan pulang begitu saja.
Dia didorong, ditampar, dipukul bahkan dijambak. Rambutnya digunting dan bajunya dirobek. Bunga hanya meringis kesakitan dan tidak berkata apapun, dia hanya bergumam. Terus bergumam.

Besoknya, Bunga tidak masuk kelas, saat guru menanyakan kemana dia, semua anak dikelas tersebut tidak ada yang tau. Bahkan tidak ada yang mengadu bahwa kemarin Bunga dibully kelompok X. Sampai berhari2 Bunga tidak masuk kelas, hingga hari ke5, disaat satu kelas itu mendapatkan tugas yang mengharuskan mereka kerjakan sampai malam, tiba2 mereka mendengar gumaman tidak jelas dari arah belakang. mereka pikir itu adalah Bunga yang datang, tapi ternyata dia adalah ibu dari Bunga yang berdiri dengan sebuah kapak besar dilengannya. Semua anak2 ketakutan dan mencoba keluar kelas, namun mereka tidak dapat membuka pintu, seperti ada yang sengaja menguncinya dari luar. Maka malam itu, seluruh anak2 dikelas tersebut termasuk anak perempuan dari kelompok X, mati dibantai oleh sebuah kapak yang dibawa ibunya Bunga. Besoknya, tubuh mereka bereceran dimana2, maka sekolah itupun ditutup setelah kejadian tersebut.”

“tunggu, jika semua orang mati, lalu bagaimana kau tahu kisah tersebut?” aku bertanya untuk meledeknya,
“aaaah, percaya saja ceritaku itu. Dan lakukan apa yg kuminta setelah mendengar kisahku barusan, mengerti?”
“iya, dasar bawel!”

Roommate Soulmate  

Posted by adistyawd

Part 1~
“hei anak muda, bangunlah.  Ini sudah sampai diterminal akhir”
 pria berambut hitam dan berparas baby face itu mengerjap setelah seseorang beberapa kali menepuk pundaknya. Dia terlihat masih agak linglung, sepertinya ia tertidur cukup lama. Dengan bergegas ia menarik tasnya dan segera turun dari bis. Dia mendesah melihat sekitar, seharusnya ia turun dibeberapa terminal sebelumnya. Namun tanpa sadar malah tertidur dan terdampar sampai terminal akhir. Dia mengusap2 lengan mantel bajunya, cuacanya sedang tidak bagus hari ini, sebelum dia berangkat ia melihat berita bahwa badai salju akan segera datang awal tahun ini. Namun tidak disangka akan datang lebih awal dari dugaanya. Dia harus segera mencari penginapan sebelum hari benar2 gelap. Angin yang membawa serpihan salju terus menerus meniup dengan kencang seperti memaksa dia untuk ikut terbang keangkasa. Jalanan terlihat begitu lengang seakan dia terdampar disebuah kota mati yang diselimuti salju.
Jungkook melihat sebuah bangunan agak besar dan kusam yang didepannya terpasang papan dengan tulisan ‘motel’. Hatinya lumayan lega saat berjalan mendekatinya dan dawn begitu saja setelah ia melihat tulisan ‘penuh’ didepan pintu.
“aku harus segera mencari penginapan jika tidak ingin mati kedinginan”
gumamnya memberi dorongan agar ia mempercepat langkah kakinya.

Penuh. Jungkook hampir putus asa, semua penginapan yang ia lihat tak ada yang memiliki kamar kosong. Apa dia ditakdirkan mati membeku disebuah kota kecil seperti ini? Sampai matanya tertuju pada tulisan minimarket diujung jalan. Dengan semangat yang tersisa ia berlari kearah bangunan tersebut berharap toko itu masih buka dan dia dapat menghangatkan tubuhnya dengan semangkuk ramyeon. Ia bernafas lega setelah sampai didepan bangunan tersebut. Buru2 masuk kedalam toko dan mengambil beberapa bungkus makanan yang diidam2kannya dan menyeduh sebuah setelah membayarnya dikasir. Saat menikmati makanannya, ia melihat sekitar dan sadar bahwa hanya ada dia dan seorang wanita dimeja kasir. Orang lain benar2 sedang tidur nyenyak sekarang, pikirnya. Setelah menghabiskan makanannya, Jungkook berjalan kearah meja kasir saat seseorang masuk keminimarket tersebut.
 “apa kau tau penginapan kosong disekitar sini?” tanya Jungkook penuh harap.
“aah, maaf tapi saya pegawai baru disini. Saya tinggal sementara dipenginapan xx  disana dan yang saya tau sudah penuh juga”
“hmm, begitukah”
Jungkook menghela napas penuh kecewa,
“apakah toko ini buka 24jam?” tanyanya lagi
“biasanya memang seperti itu, tapi karna cuaca yang buruk saat ini, toko ini akan tutup 2 jam lagi”
“apa aku boleh menginap disini? Aku janji tidak akan merusak atau mengambil apapun, ah, disana juga ada CCTV, kau bisa percaya padaku”
“maafkan aku, tapi aku tidak bisa mengambil resiko jika manager sampai tau, sekali lagi aku minta maaf” Jungkook lagi2 menelan kekecewaan,
“apa kau tinggal dengan seseorang dimotelmu?”
pertanyaan Jungkook membuat kasir tersebut gelagapan, sampai seorang pria berambut pirang menghampiri mereka dan meletakkan beberapa makanan cepat saji dimeja kasir.
“aku punya kartu diskon”
ucap pria disamping Jungkook pada sang pegawai kasir. Dia terlihat lebih tinggi dari dirinya. Lalu ia memberikan sebuah kartu berwarna kuning pada kasir tersebut.
“apa kau tersesat ditengah badai salju dan terdampar disini?”
Jungkook mengira itu bukan pertanyaan yang diajukan padanya sampai pria jangkung itu berpaling kearahnya.
“aah, itu, seharunya aku tidak turun disini. Aku ketiduran didalam bus”
“begitukah? Aku tebak kau pasti seorang pelajar yang sedang kabur dari rumah”
ucap pria jangkung itu percaya diri,
“yaah, sebenarnya aku akan berlibur kerumah nenek di xy-dong, 4 halte dari sini, dan aku juga seorang mahasiswa tingkat pertama”
“yah, setidaknya aku tau kau sedang pergi dari rumah, ehem! Apa kau berencana menginap ditempat nona cantik ini?” “aku tidak ada pilihan lain untuk menginap, dan sekarang cuaca sedang sangat buruk”
“disaat seperti ini semua penginapan memang pasti penuh. Tapi kau yakin tidak akan terjadi apapun saat menginap?”
tanya pria berambut pirang lagi, membuat pipi sang kasir memanas
“yah, aku yakin tidak akan terjadi apapun,”
“benarkah?” pria itu mendekatkan wajahnya didepan Jungkook, seperti mencari celah untuk masuk kedalam dirinya, Jungkook memundurkan wajahnya.
“aku tidak punya pilihan lain”
“benar tidak ada pilihan lain?” tanya pria itu yang kini berdiri tegap dan bersedekap, pura2 tidak peduli apapun.
“apa kau akan memberikanku tumpangan?”
“apa yang bisa kudapatkan?” pria didepannya balik bertanya,
”aku punya cukup uang”
“500rb won”
“aku tidak akan bisa pulang jika sebanyak itu”
“berapa yang kau punya?”
“aku bisa membayarmu 50rb won untuk semalam”
“100rb atau kau mati membeku diluar dan jangan berpikir untuk menginap ditempat nona ini”
Jungkook memandang sejenak kearah kasir wanita yang selesai memberikan struk belanja pada pria jangkung dihadapannya,
“sebenarnya aku tinggal dengan pacarku dipenginapan”
“apakah aku bisa dapatkan makan malam?”
“ramyeon. Ambil barang2mu dan ikuti aku”
“tapi aku baru membeli beberapa ramyeon”
gumam Jungkook agak kesal yang kemudian mengikuti namja jangkung didepannya keluar toko.

To Be Continued

Video Call  

Posted by adistyawd

                Aku menyalakan kamera laptop  untuk video call dengan temanku Sarah. Seperti biasa, setelah pulang sekolah aku selalu menghabiskan waktu untuk mengobrol dengannya.
“hei, baru sampai rumah?” tanya ku,
“iya, lelah sekali hari ini. Tadi aku bertemu Jack dijalan” jawabnya, dia terlihat bahagia,
“ah senangnya, bahkan seharian ini aku tidak bertemu Tommy”
“lol~ lupakan saja dia, diakan sudah punya pacar”
“hei, aku akan setia sampai mereka putus tau”
“haha~ parah deh, eh.. bukannya yang dibelakangmu itu adikmu Cheryl?” aku menoleh kearah  yang ditunjuk Sarah,
“ah, iya. Ibu dan ayahku sedang keluar, jadi aku kena sial dengan menjaganya sampai mereka kembali”
“huh, jangan begitu. Bahkan aku saja ingin punya seorang adik atau kakak, aku sangat kesepian tau”
“ya sudah, ambil saja adikku, aku benar2 tidak membutuhkannya, lol”
“lol~ parah kau, hei lihat! Perhatikan adikmu dong, dia bermain dengan tempat pensilmu tuh”
“ah biarkan saja, asal tidak rewel sudah cukup buatku.”
“dia membuka resletingnya tuh”
aku menoleh kesal kearah adikku yang sedang menghambur2kan isi tempat pensil dan beranjak mendekatinya “ah dasar sial, jangan dihamburkan dong!” mendengar bentakanku Cheryl menangis,
“lebih baik kau biarkan saja dia bermain, setelah puas baru kau bereskan lagi”
“ah, tapi bagaimana jika semua barang2ku menghilang?”
“kalau begitu kasih saja beberapa barang, yang lain kau simpan ditempat yang aman”
Aku mengikuti saran Sarah, aku hanya memberikan sebuah penggaris pada Cheryl, tapi dia malah merajuk dan menangis, benar2 membuatku kesal!
“biarkan saja dia yang pilih dari tempat pensilmu, jika dia memegang sesuatu, maka kau menyimpan yang lainnya”
“ah~ kau ini seperti seorang pakar balita saja”
“lol~ begitu saja masa kau tidak kepikiran sih”
Cheryl mengambil sebuah cutter dari dalam tas pensil,
"wah itu sih berbahaya jika dia memainkannya” ucap Sarah,
“aku tau” aku mencoba merebutnya dari tangan Cheryl, tapi adikku ini malah menangis
“huuuh merepotkan saja!” gerutuku kesal
“hahaha~ namanya juga anak kecil, dia tidak akan tau itu berbahaya sampai dia kena sendiri akibatnya”

Setelah mendengar ucapan Sarah dan melakukannya, aku melihat Sarah berteriak dan menjerit mendengar adikku menangis dengan keras.