03
Okt
Sun and Eclipse
Aku.
Jadi, seperti apa aku ini? Aku bahkan tidak tau seperti apa. Penilaian hanya
bisa diberikan oleh orang lain bukan? Atau mungkin karna aku tidak bisa
mengenali diri sendiri seperti apa. Tapi, karena aku adalah aku, tidak mungkin
aku sama sekali tidak tau seperti apa aku ini. Ya, minimal apa yang ada didalam
diriku, atau apa yang aku pikirkan.
Jadi, yang aku tahu tentang
diriku adalah, namaku Adistya. Oke, semua yang mengenaliku tahu namaku Adistya.
Jadi, tentu saja itu bukan hal khusus. Ntahlah, sebenarnya aku juga bingung apa
yang sebenarnya harus aku tulis tentang seperti apa sang Adistya, atau
bagaimana dia. Yang aku ketahui tentang Adistya adalah, dia perempuan. Sekali
lagi, oke. Itu hal umum yang diketahui orang disekitarku. Tapi, asal kau tau,
banyak yang salah mengira jika nama Adistya disandang seorang perempuan.
Terutama manusia-manusia dibalik layar atau yang sering disebut warganet. yah,
namaku terdengar agak ‘jantan’ bukan? Wkwk
Tapi, ini tidak seberapa, aku
bahkan pernah dengar dari orangtuaku sendiri, bahwa ‘calon namaku’ yang lain
adalah Aditya. Ayolah, sebegitu inginkah kalian mempunyai seorang Putra
mahkota? Sedangkan disini berdiri seorang Putri raja? #abaikan!
So, tidak cukup hanya mengetahui
sejarah lahirnya nama Adistya. Akupun penasaran, apakah nama tersebut memiliki
sebuah arti atau makna? Singkatnya, aku berhasil mengetahui arti nama Adistya
beserta nama belakangnya Wulandari (ya, nama lengkapku Adistya Wulandari). Tentu
saja bukan dengar dari orangtuaku, karna jawaban mereka “gak tau. Mama pake
nama Adistya dari nama pemeran di sinetron karna dia cantik” plis -_-
Thanks google, aku tau arti nama
‘jantan’ku ini. Matahari dan Bulan Purnama. Dimana kedua benda langit tersebut
adalah hal yang menyinari dua keadaan. Siang dan malam. Artinya aku harus tetap
bersinar siang dan malam. Setiap hari. Kebetulan yang indah. Yah, pokoknya aku artikan nama tersebut
kedalam hal yang bermakna indah. Terima kasih sinetron, karna telah menginspirasi
mamaku yang polos ini. :’)
Cukup dengan nama. Jadi, apakah
aku benar-benar orang yang dapat menyinari dalam keadaan apapun? Entahlah, yang
dapat merasakan sinarnya orang lain bukan? Tapi, sepertinya aku tidak dapat
merasakan cahaya yang keluar dari dalam diriku tersebut. Atau jika diartikan
lain, mungkin Adistya yang bermakna matahari adalah aku yang menyinari kedua
orang tuaku saat aku terlahir kedunia. Dan Wulandari, bulan purnama. Hmm,
Bukankah munculnya bulan purnama hanya saat penanggalan tertentu? Jadi aku
pikir, ini belum saatnya aku bersinar untuk orang lain.
Jadi, seperti apa aku sebenarnya?
Baiklah, akan kuberi tahu hal simpel tentangku. Suka makan, tidur (sampai)
siang, nonton hingga larut malam. Ayolah, semua orang menyukai kegiatan
tersebut. Hal-hal yang tidak mengeluarkan keringat dan membuat lelah pikiran
adalah hal yang menyenangkan. Ah ya, ada satu hal lagi yang aku suka, mendengarkan
musik. (cukup, tidak ada yang mau tau!)
Selanjutnya, aku akan menulis hal
umum tentang aku si Adistya. Yaitu identitas. Aku blasteran! Wow, kejutan yang
mengagumkan. Dimana mamaku adalah wong jowo dan ayahku jajaka sunda. Iya, jawa
sunda. Campuran budaya yang menciptakanku. Ya baiklah tidak mengejutkan, tapi
membuatku cukup spesial karna telah lahir dari orang tua yang hebat. Tentu saja
setiap anak menganggap orang tuanya adalah manusia terhebat yang pernah ada.
Tapi asal kau tau, mereka adalah orang tua hebat dari yang terhebat (tentu saja
karna mereka adalah orangtuaku). Dengan sabar memeliharaku sampai saat ini. Aku
akui bahwa Adistya bukan anak hebat untuk orangtuanya, tidak seperti anak-anak
lain yang membalas cinta orangtuanya dengan prestasi atau apalah itu. Tapi aku
(merasa) yakin perjalananku masih membentang panjang kedepan, jadi aku rasa
bahwa masih ada harapan untukku agar bisa membalas kehebatan orangtuaku dimasa
depan. Semoga.
Jadi apa lagi yang harus aku
bahas? Aku ingin terus mengetik tapi rasanya otakku kosong. Seperti apa aku
ini? Unik? Aku rasa. Aku memiliki mood yang berubah-rubah. Labil bisa
dikatakan. Dimana disaat tertentu aku akan merasa sangat bahagia sampai
melampiaskannya tanpa rasa malu, dan sedetik kemudian aku akan merasa kesal
karna telah mempermalukan diri sendiri. Mengontrol diri sendiri atau
menyetirnya kearah yang diinginkan memang tidak selalu mudah. Tidak semua orang
dapat mengendalikan dirinya kearah yang diinginkan hati. Bertindak gegabah
tanpa berpikir selalu menghasilkan sesuatu yang buruk. Selalu menyesal dan
tidak dapat memperbaikinya. Terkadang begitu. Tidak, tapi selalu begitu.
Ya, aku masih sibuk memperbaiki
kualitas diri, mengontrol keinginan hati, tindakan apa yang dianggap benar, dan
bagaimana cara melakukannya. Dan itu cukup membuang waktu. Dimana yang lain
telah sibuk memperbaiki sekitar dan aku masih sibuk dengan diri sendiri. Cukup
menyedihkan memang.
Oke, hal lain tentang aku bernama
Adistya adalah, aku adalah pecinta kucing. tapi bukan berarti aku mencintai
setiap kucing yang aku temui dimana-mana. Tentu saja aku lebih mencintai kucing
peliharaanku ketimbang kucing lain yang tidak aku kenal. Bukankah kau tidak
selalu mencintai orang-orang yang kau temui dijalan?
Kucingku dirumah bukan sekedar
peliharaan yang harus diberi makan dan dirawat, tapi mereka adalah anggota
keluarga yang wajib diberi rasa cinta dan kasih sayang. Tidak semua orang
memiliki rasa yang sama terhadap binatang kesayangan Rasul ini. Banyak yang
menganggap mereka dengan sebelah mata. Jika ingin membayangkan bagaimana
rasanya mencintai mereka, tentu saja adalah bagaimana pandanganmu terhadap
keluargamu. Bagaimana kau mencintai mereka dan ketakutan akan kehilangan. Ya,
seperti itu. bukan hanya mirip seperti itu. Tapi memang begitulah rasanya.
Begitu banyak alasan untuk tetap menjaga mereka tetap aman.
Karna mencintai adalah sesuatu
yang menguatkan bahkan bisa melemahkan seseorang. Tergantung bagaimana kau
menyikapi perasaan tersebut.
Baiklah, jadi hal lain apa yang
bisa aku tulis tentang aku si Adistya? Entahlah, sudah aku katakan sejak awal,
bahwa aku belum benar-benar mengenal siapa aku sebenarnya. Aku tidak mengenal
diri sendiri dengan baik. Ya, aku buruk dalam hal tersebut. Karena terlalu
sibuk menilai orang lain. Mengkritik mereka sampai lupa bahwa diri sendiri
tidak lebih baik dari mereka. Begitu ceroboh. Menyebalkan dan sangat arogan.
Cukup. Aku bukan perangkai kata
yang mahir. jadi, aku hanya menulis apa yang aku pikirkan. Kesimpulannya adalah
aku bukan pribadi baik yang selalu berusaha menjadi lebih baik.
Jadi, inilah tentangku. Matahari
dan Bulan Purnama.
Selesai.