27
Feb
Teori Bermain
Bermain
merupakan suatu kegiatan yang biasa dilakukan oleh anak-anak. Bahkan orang dewasapun
tidak luput dari yang namanya berkegiatan bermain. Akan tetapi, bermain untuk
anak bisa dikatakan adalah suatu kebutuhan untuk mereka.
Dari
beberapa artikel yang saya baca, ada beberapa teori bermain yang saya dapatkan.
Yang
pertama teori Fungsi dari Karl Groos dan Maria Montessori. Menurut teori ini,
bermain dapat mengembangkan fungsi tersembunyi dari tubuh seseorang. Saat masih
anak-anak, tentu saja secara spontan anak melakukan apa yang dia inginkan. Bahkan
jarang berfikir dahulu dan memikirkan resiko apa yang bisa ia dapatkan. Misalkan
saja berlari kemanapun sampai menabrak apa yang didepannya. Akan tetapi, siapa
yang tahu jika dimasa depan ia akan menjadi seorang pelari yang profesional?
Yang
kedua Teori Rekreasi dari Schaller dan Lazarus. Menurut teori ini, ada dua sisi
dalam diri seseorang. Yaitu bekerja yang membutuhkan keseriusan dan bermain
yang bisa dilakukan untuk menghilangkan kepenatan dari bekerja.
Yang
ketiga adalah Teori Kelebihan Energi dari Herbert Spencer. Contohlah saja
sebuah mesin uap yang harus mengeluarkan asapnya agar tidak mengalami kerusakan
pada mesin-mesinnya. Dengan bermain, anak kecil secara alami mengeluarkan
energi berlebih yang tidak diperlukan bagi tubuh mereka.[1]
Sebenarnya
masih banyak teori bermain yang bisa saya temukan, akan tetapi saya hanya
mengambil beberapa teori yang menurut saya cukup untuk artikel ini.
Jadi,
tidak ada salahnya jika ada seorang anak yang hyper aktif dan memiliki rasa
penasaran yang tinggi akan sesuatu. Tinggal bagaimana peran orang dewasa dalam
mengarahkan agar anak tersebut menuju hal yang baik.
Selesai.
[1] https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/2013/12/teori-teori-bermain-dan-permainan-anak.html