26
Sep
Perasaan
Well, aku nulis blog cuma pas galau, kesel, sedih pokoknya
lagi kiruh hate we. Tapi seharusnya aku udah menuhin ini blog dengan ribuan
tulisan, karna hate ku kiruh unggal poe. Cuma karna aku orangnya males n
wegahan, jadi yaa saat lagi teu wegah we nulisna.
Da kumaha dai, pengen curhat teu boga wadahna, curhat
ketemen ntar malah ngomong ‘aing ge loba masalah ditatambah ku sia’ ntar teh di
gituin. (nya da positif thinking heula we abi mah, *lah)
-------------------------------------------------------------
Ngontrol perasaan. Hebat banget ya orang yang katanya bisa
ngontrol perasaan. Jadi mereka bisa semaunya kendaliin hati mereka, untuk suka
sama siapa, jatuh cinta sama siapa. Tapi, masa iya ada yang kayak gitu? Aku?
Bukan kok, aku bukan salah satu dari mereka (yang bahkan aku gak tau mereka ada
atau nggak).
Sering aku nyoba maksain kehendak buat tertarik pada siapa,
nggak lain nggak bukan (pokoknya yang nggak-nggak) adalah agar bisa mengalihkan
perasaanku yang udah manteng ditempat yang salah ke tempat yang lain. Iya,
salah. Tau salah karna dia tertarik dengan yang lain, tau salah karna dia
sangat sulit untuk dijangkau. Maka dari itu aku memaksa perasaanku sendiri
untuk tertarik dengan yang lain yang mudah digapai. Jajaja (ketawa ala spanyol) emang terdengar
bodoh. Tapi dengan sikap tersebut walau sebenarnya tidak berhasil bahkan tidak
berpengaruh pada perasaanku (yang sebenarnya) sama sekali, seenggaknya ngefek
pada beberapa hal. Misalnya saja, perasaanku pada orang yang salah tersebut
tidak diketahui orang lain dan dapat mengalihkan perhatianku pada orang yang
salah tersebut. Walaupun pada akhirnya perasaanku yang sebenarnya masih manteng
ditempat yang salah itu.
Aku bahkan heran, bagaimana bisa aku tertarik pada seorang
yang bahkan tidak dapat kulihat secara langsung saat itu. Bagaimana bisa dia
menarik perhatianku? Ah sudahlah, hanya masa lalu. Iya masa lalu, ini tulisan
dulu-dulu yang sayang kalo nggak diposting. Hoho karna pas gali-gali arsip nemu
curhatan lebay. Sekalian mengarungi lautan masa lalu (laut dikarungan moal
beak-beak).
Hidup ini cukup menyibukkanku untuk mencari arti kedewasaan.
Tidak ada waktu untuk mengartikan yang lainnya. Tertawa sedikit saja sangat
berarti dalam hidupku saat ini. Entah karna mimpi telah memudar, entahlah. Saat
ini aku hanya bisa mengikuti arus hidupku saja. Yang entah akan membawaku
kemana.