29
Nov
Rolling Deep
Rolling Deep
Tidak, sama sekali aku tidak akan membahas atau memberikan lirik lagu Adelle tersebut. aku hanya terpikir begitu saja untuk memberikan judulnya seperti itu. bukankah judul utama blog ini Tidak Penting? jadi tidak penting apakah isi postingan dan judul postingan ini saling berkaitan atau tidak.
Hmmm..
gak tau harus ngawalin gimana, tapi aku rasa semuanya bakal terasa lebih ringan
jika dituangkan minimal dalam tulisan bukan?
Ternyata hidup dikehidupan orang dewasa tidak semudah yang
aku pikir selama ini. Entahlah, sepertinya pikiranku dulu itu benar, tapi saat
ini aku merasa kesulitan menjadi seorang dewasa mungkin karna aku terlalu cepat
terjun kedalamnya. Bahkan umurku pun masih belasan. Yaa walaupun belasan yang
paling akhir.
Mungkin (lagi) saat ini Tuhan sudah tidak percaya lagi
padaku, bahwa aku akan bermetamorfosis menjadi seorang yang lebih baik dan
lebih baik lagi dengan proses yang mudah. Dan pada akhirnya Dia menerjunkanku
langsung pada dunia orang dewasa yang kelihatannya “semua akan baik baik saja”
menjadi “selamat datang didunia yang sesungguhnya”. Dengan begini akupun
berharap akan menjadi manusia yang lebih baik lagi, mengerti arti kehidupan,
bahkan penderitaan orang tua selama ini. Tapi semakin aku berusaha menjadi
manusia yang dapat diandalkan, semakin aku merasa menjadi manusia yang tidak
berguna sama sekali. Bahkan aku sempat berpikir, mungkin inilah contoh dari
kegagalan sebagai manusia. Ya, diri ini. Akan tetapi saat aku melihat jauh
kebawah, sepertinya aku terlalu egois untuk mengatakan hal itu. Ternyata begitu
banyak orang orang dewasa yang lebih menderita dari padaku. Bukankah Tuhan
tidak pernah salah menempatkan makhlukNya ditempatnya saat ini?
Semakin aku merasa kuat, namun semakin menumpuk pula beban
yang terasa. Rasanya ingin rubuh saja, pundakku belum sekuat itu sebagai seorang
dewasa. Sesekali aku merasa menyesal memiliki golongan darah A. Bah, apa
kaitannya dengan hal itu? Ya aku sering membaca mengenai sifat bawaan yang
berkaitan dengan golongan darah. Rasanya pas sekali, egoku mengatakan aku harus
tidak peduli dengan keadaan sekitar, tetapi sifat bawaan selalu membawanya pada
perasaan. Aku sendiri tidak mengerti dengan kepribadianku. Mungkin orang lain
melihat aku ini orang yang tidak peduli akan apapun, egois dan kikir (LOL) tapi
setiap kali berbuat jahat atau seseorang yang jahat padaku, sama sekali aku
tidak bisa melupakannya. Rasanya ingin tidak punya hati saja, karna hati ini,
hal kecilpun terasa berat aku lalui. Aku selalu menggunakan perasaan setiap
kali. Rasanya memuakkan.
Aku sempat berpikir bahwa menjadi seseorang yang berbeda
adalah hal yang sangat keren. Sehingga dulu aku selalu ingin membedakan diri
dengan yag lainnya. Namun saat kini menjadi seorang yang dewasa, hal itu tidak
terlihat keren sama sekali. Saat ini aku melihatnya bahwa hal tersebut
sangatlah aneh. Ya, aku selalu telat sadar hal terpenting. Dimana pada akhirnya
aku tidak memiliki masa lalu yang baik untuk dikenang. Sesekali aku merasa malu
pada diriku yang dulu, diriku yang sangat aneh. Dimana saat ini aku berpikir,
mungkin saat itu bukan diriku sendiri yang mengontrol hidupku. Entahlah,
rasanya masa laluku tidak ada yang pantas dikenang. Jika ditanya apa kenangan
paling indah, aku lebih memilih menutup telinga saja. Tidak ada kenangan indah
sama sekali dalam hidupku. Masa laluku yang terlihat aneh, masa lalu yang kelam
mungkin akan terlihat lebih baik daripada hal ini.
Aku yang selalu terlihat bodoh setiap saat, membuat malu
diri sendiri dengan tindakan tindakan menggelikan. Ayolah, apa aku bisa
mengubah semuanya? Setiap orang pasti ingin kembali kemasa lalunya, untuk
memperbaiki segalanya. Ya, begitupun aku, aku ingin mengubah image diriku yang
bodoh, egois dan aneh, menjadi seseorang yang, ayolah.. be normal.
Aku ingin sekali bertemu dengan diriku dimasa lalu,
menghajarnya dan meneriakinya “kau menghancurkan masa depanmu bodoh!” ya,
sepertinya saat ini pun aku masih seseorang yang bodoh, egois dan aneh. Aku
hanya membuang buang waktuku untuk berpikir, apa aku bisa kembali kemasa lalu?
Ha, sepertinya aku memang ditakdirkan menjadi seseorang yang seperti itu.
Ya, selama ini aku sedang berusaha untuk menjauh dari
seorang manusia yang bodoh, egosi dan aneh. Dan selama aku berusaha, semakin
aku melihat bahwa kebodohanku semakin bertambah saat aku melihat kebelakang,
melihat masa lalu yang semakin memanjang. Sebenarnya aku diciptakan untuk
berjuang melawan apa (selain mengumpulkan bekal untuk penghakiman)? Semakin
lama aku semakin tidak tau aku ini apa, mengapa aku dilahirkan, mengapa aku
diciptakan dengan golongan darah A, mengapa aku bisa hidup selama ini, mengapa
aku hidup dengan cerita yang panjang dan buruk, mengapa aku tidak bisa
memberikan kesan yang baik selama hidup, mengapa aku selalu menyimpan
kebencian, mengapa aku harus melawan diriku sendiri, mengapa aku tidak bisa
percaya diri, mengapa aku selalu iri, mengapa aku selalu membenci orang orang
yang bahagia disekitarku, mengapa aku selalu kesal melihat semua orang tertawa
tanpa beban, mengapa selama ini aku seperti seorang yang jahat, buruk, penuh
kebencian, penuh kepalsuan. Yah, akupun membenci diriku sendiri, benci dengan
sifat bawaan yang mengatakan bahwa aku harus hidup dengan penuh perasaan.
Jika aku mati, aku yakin tidak akan ada yang peduli manusia
yang tidak memiliki kesan yang baik seperti ini. Bukankah yang dikenang yang
memiliki masa lalu yang baik?
Haha lucu, rasanya memuakkan sekali menyimpan semua ini,
selama ini sendirian didalam hati. Dan kini dengan gampangnya aku tuangkan
segalanya, saat ini. Ditulisan bodoh ini. Dan kenapa aku berpikir untuk
memposting tulisan ini? Ya, jujur hati kecil yang paling kecil milikku berharap
ada seorang malaikat yang bisa mengerti dan datang sebagai penyegar jiwa. Tapi,
kini aku harus lebih banyak mengingat bahwa dunia nyata tidak sama dengan dunia
buatan imajinasi manusia, bahwa segalanya akan berakhir bahagia. Orang yang
penuh putus asa sepertiku, tidak ada kemungkinan mendapatkan apa yang dinamakan
kebahagiaan. Kenapa dalam setiap film yang aku tonton, selalu saja ada minimal
seorang yang memberikan dukungan, seorang yang hadir saat sang peran utama
terpuruk, memberikan solusi terbaik agar berakhir bahagia. Ya, apa yang aku
tonton itu buatan manusia, ternyata setelah terjun kedalam dunia orang dewasa,
hal itu tidak akan terjadi pada setiap orang. Mati sebagai seorang sampah lebih
banyak ditemui didunia nyata. Jikapun memang ini adalah sebuah film yang
disutradarai Tuhan, aku sudah tau diri bahwa aku hanya figuran tak berguna yang
dibayar dengan uang recehan. Ha, realita memang menyakitkan bukan?
Bukankah manusia adalah makhluk yang selalu bosan? Syukurlah
tulisan ini begitu panjang, akupun seorang yang tidak peduli dengan hal tidak
berguna seperti ini, membuang buang waktu untuk melihat dan membacanya. Aku
hanya berharap hatiku menjadi lega setelah membaginya kedunia. Ya walaupun hal
itu sama seperti membuang setangkai ranting penuh benalu dilautan luas yang
tidak mungkin seorangpun memperdulikannya. Toh, pohon yang sudah muak dengan
ranting penuh parasit yang mengganggu hidupnya akan merasa lega bukan?